Ada tiga kata penting dalam kehidupan yang sudah seharusnya diajarkan kepada anak sejak ia masih usia dini. Bukan, bukan panggilan keren kepada orangtuanya, seperti “mommy”, “daddy”, “papih”, “mamih” atau sejenis.
Tiga kata penting ini bahkan bisa dikatakan lebih penting dibandingkan kejeniusan dalam bidang akademis. Tanpa pembiasaan mengatakan 3 kata ini, seorang anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi orang yang diremehkan oleh masyarakat.
Ketiga kata penting itu, yaitu :
- Tolong
- Terima kasih
- Maaf
Tidak disusun secara alpabetik atau prioritas. Ke-3 kata ini memiliki porsi yang sama dan tidak ada yang lebih penting dari yang lain.
Mengapa? Pastinya banyak yang berpikir mengapa 3 kata ini menjadi bahkan lebih penting dibandingkan kepandaian dalam hal matematika atau hal lainnya.
Sederhana saja.
1) Tolong
Sudah takdirnya manusia adalah makhluk sosial dan perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Juga, sudah kodratnya manusia penuh dengan kelemahan dan akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.
Hal itu tidak akan bisa dilakukan tanpa kemampuan mengatakannya dengan cara yang sopan dan halus. Dalam bahasa Indonesia, kata tolong adalah penyambung sebuah interaksi antara manusia saat membutuhkan bantuan dari yang lainnya. Help dalam bahasa Inggris, dan entah dalam bahasa Rusia karena saya tidak paham.
Kegagalan mengutarakan permohonan bantuan dengan cara yang benar dan layak akan menempatkannya pada posisi sulit, entah dianggap orang yang tidak tahu sopan santun atau tidak tahu adab. Jeleknya, hal itu akan membuat orang yang dimintakan bantuan menolak untuk membantu.
2) Terima kasih
Setelah bantuan diterima, seorang manusia biasanya mengharapkan “apresiasi” atas apa yang dikerjakannya. Wajar saja. Meskipun banyak yang tidak terucap, tetapi tetap saja mereka “berharap” pada apresiasi tersebut.
Kata terima kasih merupakan perwujudan paling sederhana untuk mengungkapkan rasa gembira, senang, apresiasi terhadap sesuatu yang diberikan kepada kita.
Kalau seorang anak tidak paham tentang kata ini akan berbahaya di kemudian hari. Label tidak tahu terima kasih bisa saja dilekatkan kepada dirinya oleh masyarakat.
3) Maaf
Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah kepada orang lain. Kalau ada yang berkata demikian, maka berarti orang itu harus diragukan kemanusiaannya.
Semua manusia pasti pernah berbuat salah. Dan, salah itu sering menimbulkan luka di hati orang lain.
Kata sederhana ini bisa menjadi penyembuh luka yang paling sederhana dan paling efektif, tetapi bisa menjadi sesuatu yang besar dan sulit ketika ego berbicara.
Seorang anak yang diajarkan menggunakan kata maaf bisa menjadi orang yang sportif yang berani mengakui kesalahan yang diperbuatnya dan mau mencoba melakukan sesuatu untuk menebusnya.
Ketiga kata ini menjadi penting karena peran mereka tidak bisa digantikan dengan menyodorkan pengetahuan tentang geografi atau rumus matematika. Pengetahuan akademis seperti itu tidak dipergunakan setiap hari saat seorang manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, tetapi ketiga kata ini akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan, seorang anak yang tidak bisa mengucapkan hal ini, secara langsung atau perlahan akan diasingkan oleh masyarakat. Ia akan mendapat berbagai label buruk, seperti tidak tahu terima kasih, tidak sopan, tidak beradab, tidak tahu sopan santun, dan berbagai cap lainnya. Sesuatu yang tentu saja akan menyulitkannya dalam kehidupan.
Bagaimanapun ia akan bertemu dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Tidak mungkin tidak.
Ketiga kata sederhana nan penting ini merupakan tiga buah alat yang sangat penting dan efektif untuk memperlancar kehidupan seorang manusia. Oleh karena itu, para orangtua harus sedini mungkin mengajarkannya kepada anak-anak.