Masuk Sekolah Swasta Bukan Berarti Bodoh, Mungkin Ini Alasannya

Ah, ibu-ibu memang kalau emosi kadang tidak berpikir apa yang dikatakannya menyakiti orang lain atau tidak. Karena pendaftaran SMA tahun 2019 memakai sistem zonasi memang ruwet dan sepertinya menimbulkan gejolak besar di tanah air, salah seorang tetangga, ibu-ibu nyeletuk : ” Sayang banget anak yang pintar sekolahnya di swasta”

Hadeuh banget deh!

Mungkin sang ibu merasa keberatan dengan hadirnya sistem zonasi untuk sekolah negeri yang lebih menekankan pada jarak tempat tinggal dengan sekolah dibandingkan hasil ujian. Bisa jadi, dia khawatir anaknya yang punya nilai tinggi tidak diterima di sekolah tujuan karena kalah “jarak”.

Tidak masalah sih sebenarnya mengenai keberatan dan kekhawatiran itu. Cukup bisa dimaklum, namanya juga ibu-ibu. Mereka selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.

Cuma…

Ada satu hal dari celetukan itu yang bikin geleng-geleng kepala karena sekolah negeri selalu menjadi rebutan setiap tahunnya, rupanya ada juga yang mengasumsikan terlalu jauh. Ia melogikakannya secara sederhana, dan ngawur bahwa sekolah negeri = orang pintar dan sekolah swasta = orang tidak pandai alias bodoh.

Logika yang kebablasan.

Cukup banyak alasan mengapa pandangan seperti itu jelas kebablasan, dan kalau diungkapkan dalam situasi yang tepat bisa menyakiti orang lain.

Salah satu alasan berasal dari pengalaman hidup yang sudah mendekati 50 tahun ini, yaitu kenyataan :
1. Di sekolah negeri (kebetulan saya sejak SMP-Universitas di sekolah negeri) selalu ada YANG PANDAI dan YANG BODOH

2. Di sekolah swasta (beberapa anggota keluarga menimba ilmu di sekolah swasta, serta tak terhitung banyaknya teman yang belajar di sekolah partikelir alias non negeri itu) dan faktanya sama, ada YANG PANDAI dan YANG BODOH

Sama saja.

Memang mereka yang tidak diterima di sekolah negeri, mau tidak mau harus mencari sekolah lain. Yang terpenting adalah terus melanjutkan sekolah. Daripada tidak bersekolah. Dan, sekolah swasta lah yang menjadi pilihan (karena tidak ada jenis pilihan ketiga, pesantren pun dianggap swasta).

Tetapi, selain mereka yang gagal dalam seleksi pendaftaran SMP, SMA, Universitas Negeri, ternyata banyak lagi yang ternyata memang tidak mendaftar di sekolah negeri. Banyak yang secara khusus memang ingin masuk ke sekolah swasta.

Alasannya, mungkin tidak akan dimengerti oleh ibu-ibu yang mengeluarkan celetukan tadi, tetapi mereka beralasan :

1. Mengejar fasilitas : Banyak sekolah swasta yang menyediakan fasilitas belajar dalam berbagai hal yang lebih baik dari sekolah negeri

2. Swasta Favorit : bukan cuma sekolah negeri saja yang bisa menjadi favorit, tetapi banyak sekolah swasta yang terkenal karena menghasilkan lulusan yang pandai dan berprestasi. Jadi, banyak orangtua rela mengeluarkan dana agar anaknya bisa ikut berprestasi

3. Jurusan Khusus : untuk pendidikan tingkat tinggi, terkadang universitas negeri tidak menyediakan jurusan tertentu, tetapi ada universitas swasta yang menyediakan, seperti jurusan fotografi. Jadi, sangat mungkin seorang memilih jurusan yang diminatinya dan artinya mau tidak mau harus ke sekolah swasta

4. Jarak : ini juga berpengaruh karena banyak orangtua khawatir (terutama tingkat SD dan SMP) terhadap keselamatan anak dan pergaulannya. Jadi, mereka memilih yang terdekat meski itu adalah sekolah swasta

5. Agama : Banyak orangtua memilih sekolah swasta karena masalah agama. Mereka kerap tidak ingin anaknya merasa terkucil karena perbedaan agama dengan mayoritas

6. Presite : yang untuk gaya-gayaan supaya terlihat keren dan meningkatkan status juga banyak

Bukan, bukan sekedar masalah pandai, pintar dalam hal akademik saja yang menjadi penentu orangtua memasukkan anaknya ke sebuah sekolah. Masih banyak hal lain yang mungkin bahkan tidak pernah terbayangkan oleh kita.

Jadi, menyederhanakan bahwa sekolah negeri = PANDAI dan sekolah swasta = BODOH sebenarnya menunjukkan kualitas yang mengeluarkan celetukan tadi. Sepertinya, dan bisa diduga ia adalah orang yang berpikiran sempit dan kurang pengetahuan.

Mengapa begitu?

Tidak terhitung orang sukses di dunia yang berhasil menjadi kaya dan terkenal dalam satu bidang, yang berasal dari sekolah swasta. Tidak terhitung juga lulusan sekolah negeri yang menganggur dan menjadi orang bodoh karena tidak bisa mengembangkan dirinya sendiri.

Itu adalah fakta dimana saja.

Iya kan?

Website | + posts

2 thoughts on “Masuk Sekolah Swasta Bukan Berarti Bodoh, Mungkin Ini Alasannya”

  1. Saya dulu juga sekolah di swasta, lebih tepatnya pesantren. Waktu itu juga ada ibu2 yang nyeletuk, wah, sayang banget pintar2 dimasukin pesantren. Padahal kata guru ngaji mah, justru orang pintar harus masuk pesantren, biar bisa jadi orang alim.

    Maka saya setuju sekali, orang pintar dan orang bodoh bisa berada di mana saja, negri maupun swasta.

Comments are closed.