Membawa Bekal Dari Rumah? Kenapa Tidak?

Bingung cari makan siang saat jam istirahat kantor? Jangan. Buka saja bekal makan siang yang dibawa dari rumah.

Lho.

Maaf, saya lupa. Tidak semua orang membawa bekal dari rumah. Banyak dari mereka lebih mengandalkan pada warung-warung atau resto-resto yang berada di dekat kantornya untuk mengisi perut sebelum bekerja lagi.

Kalau saya sendiri sudah terbiasa membawa bekal dari rumah sejak sekolah hingga saat ini, alias sudah lebih dari 27 tahun. Hampir setiap hari.

Sebelum menikah, saya membawa masakan buatan ibu. Setelah menikah, masakan istrilah yang saya bawa.

Hampir setiap hari, ecuali di rumah istri sedang tidak enak badan atau sedang sibuk dengan sesuatu, barulah saya berkeliaran mencari makan siang di warung-warung terdekat.

Kalau saya ditanya mengapa saya suka membawa bekal dari rumah dibandingkan mencari makan senditi? Tidak kah saya malu atau gengsi menenteng tempat bekal ke kantor atau sekolah?

Justru, saya balik bertanya. Kenapa saya harus malu? Saya toh tidak mencuri atau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Lalu, mengapa saya harus menutupi kenyataan saya membawa bekal makan siang dari rumah?

Lagi pula kalau saya harus malu, maka saya tidak akan mendapakan keuntungan seperti tersebut di bawah ini.

Keuntungan Membawa bekal dari rumah

1. Hemat

Berapa uang yang dikeluarkan untuk sepiring nasi dan lauk pauknya di warung terdekat? Kalau di tempat saya bekerja, di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, menu sederhana saja sudah mencapai Rp. 20-25 ribu. Kalau yang lebih mahal banyak, yang lebih murah sedikit.

Kalau 23 hari kerja saja, berarti biaya makan siang menjadi sekitar 460-525 ribu. Cukup besar bukan. Meskipun gaji yang diberikan perusahaan mampu menutupi semua biaya tersebut, tetapi kalau memang bisa dihemat, kenapa tidak?

2. Lebih bersih

Kalau makan di warung pinggir jalan, bukan hal yang aneh kalau melihat debu beterbangan dan juga lalat yang mondar mandir. Sesuatu yang menjadi pertanda bahwa “kebersihan” bukanlah hal yang menjadi perhatian banyak pemiliknya.

Kalau mau di resto, harganya bisa membuat anggaran belanja meroket tajam.

Kalau membawa bekal sendiri, sudah pasti lebih bersih. Dibuatnya di dapur di rumah sendiri yang tentunya jauh lebih bersih dibandingkan pinggir jalan.

3. Lebih sehat

Namanya istri atau ibu, tidak akan mungkin tega memberikan makanan yang bahan-bahannya tidak baik. Mereka juga tidak akan mau membuat orang-orang yang mereka sayangi sakit karena itu.

Bandingkan dengan banyaknya berita soal keracunan atau sakit perut yang disebabkan oleh penggunaan bahan yang kurang terjamin.

4. Tidak perlu bingung

Memilih menu bukanlah hal yang mudah. Tanyakan saja pada para istri atau yang memasak. Begitu juga menentukan apa yang harus dimakan saat jam istirahat. Bisa jadi waktu terbuang hanya karena tidak bisa menemukan apa yang harus dimakan.

Kalau membawa bekal dari rumah, tinggal buka bungkusnya dan makan. Selesai.

5. Tidak capek

Sudah pasti Anda perlu berjalan keluar kantor untuk menuju warung atau tempat makan yang dituju. Bisa juga memakai mobil atau kendaraan lain. Capek?  Lumayan juga ternyata untuk menuju ke warung atau rumah makan. Terutama kalau memakai kendaraan di jalan-jalan kota Jakarta yang sangat luar biasa itu.

Kalau membawa bekal makan siang, tidak pelru repot dan pusing. Cukup buka tas dan keluarkan kotak makan siang.

6. Rasanya lebih sesuai dengan lidah

Yang masak istri atau keluarga sendiri yang sudah jelas tahu tentang apa yang disuka dan tidak disuka oleh kita,

Jadi kemungkinan rasa tidak sesuai bisa diabaikan. Tidak seperti makan di warteg atau rumah makan dimana seringkali rasanya kurang sreg dengan lidah kita.

7. Membuat istri atau keluarga tenang

Namanya ibu atau istri pastilah khawatir kalau mendengar suami atau anaknya kesulitan mencari makan. Kalau mereka tahu kita membawa makanan sendiri, rasa khawatir mereka akan dengan sendirinya hilang. Mereka akan menjadi tenang.

Nah, kalau saya malu membawa bekal, hasilnya saya yang repot sendiri.

Lagi pula, dengan memakai tas ransel rasanya masalah gengsi atau malu bisa diatasi. Masukkan saja kotak makan siangnya ke dalam tas. Buka di saat kita mau makan, beres sudah. Waalu sebenanrya membingungkan mengapa harus gengsi atau malu membawa bekal makan siang.

Anak saya, si kribo yang sekarang sudah ABG pun melakukan hal yang sama. Ia bisa menghemat uang jajannya untuk membeli apa yang dia inginkan.

Jadi, bagi saya, membawa bekal dari rumah? Kenapa tidak?

+ posts