Kalau pertanyaan itu diajukan kepada saya, maka jawabannya adalah TIDAK. Dalam huruf besar karena saya tidak akan pernah meminjamkan uang kepada orangtua saya.
Lho, bingung yah. Tetapi, saya memang berprinsip demikian. NO WAY!
Memang disadari bahwa hidup manusia itu seperti roda. Terkadang ada di atas, kadang di tengah, kadang pula di bagian paling bawah.
Hal itu berlaku bagi semua orang, termasuk orang-orang yang sangat berarti bagi kita, seperti orangtua.
Pada masanya, mereka pernah menjadi tempat bergantung, tetapi ada saatnya juga setelah usia menua dan fisik tidak lagi memungkinkan, kehidupan mereka bergerak menurun.
Keterbatasan yang mereka miliki akan semakin banyak. Tenaga, waktu, dan juga ketersediaan lapangan kerja sering menjadi penghambat mereka untuk menunjang dirinya sendiri.
Oleh karena itu, tidak jarang kondisi keuangan mereka pun memburuk. Dan tidak jarang orangtua terpaksa, dengan berat hati akan meminta bantuan kepada anaknya, orang terdekat dengan mereka.
Apalagi biasanya para anak yang mereka besarkan sudah hidup lebih mapan karena pendidikan yang diperoleh. Tentunya, banyak anak yang secara materi berkecukupan.
Nah, mau kemana lagi mereka meminta bantuan selain kepada anak mereka?
Jadi, wajar saja toh jika mereka meminjam uang kepada anaknya?
Silakan dinilai sendiri wajar tidaknya. Walau apapun kata orang, tetapi, saya tetap tidak akan meminjamkan uang kepada orangtua saya.
Itu kata final.
Durhaka. Terserah saja apa kata orang, tetap saya tidak akan melakukannya.
Alasannya : Orangtua sudah berjasa begitu besar kepada kita, anaknya. Mereka sudah berusaha yang terbaik dengan segala kemampuan memberikan makanan, pendidikan, rumah, dan masih banyak lagi.
Saya sebagai anak merasa begitu berhutang budi terhadap mereka untuk semua yang dirasakan saat itu.
Tambah bingung ?
Aneh kalau Anda bingung.
Masa harus diperjelas?
Karena jawabannya adalah saya akan memberikan uang itu kepada mereka, bukan meminjamkannya.
Bahkan, sebisa mungkin sebelum ucapan minta bantuan terlontar dari mulut mereka, saya akan terus berusaha mengerti akan kebutuhan mereka, sama seperti yang para orangtua lakukan pada anaknya di masa kanak-kanak dulu.
Saat itu, kita sebagai anak diurus dan dimengerti. Ditunjang sampai mampu berdiri sendiri. Di saat mereka menjadi tua dan kita mampu, sudah sewajarnya sebagai manusia untuk membantu mereka.
Itulah kewajiban anak kepada orangtua.
Sudah pasti akan berat bagi para orangtua untuk meminta bantuan kepada anaknya. Mereka menyadari bahwa anak mereka pun membutuhkan biaya untuk keluarganya.
Malu pastinya saat mereka harus terpaksa “meminta”.
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita sebagai anak untuk balas memperhatikan orang-orang yang tentunya sangat berarti dan berperan bagi kehidupan kita. Jadi, sudah seharusnya kita sebagai anak menghindarkan mereka dari rasa malu dan berat hati tersebut.
Apalagi jika mereka harus berpikir untuk mengembalikan uang yang mereka pinjam dari anak mereka sendiri. Bisa bayangkan betapa malunya mereka jika terpaksa harus melakukan itu?
Saya tidak bisa membayangkan.
Itulah mengapa saya tetap berpendirian untuk tidak meminjamkan uang kepada ibu, satu-satunya orangtua yang tersisa. Sebisa mungkin, justru saya akan berusaha memastikan kebutuhannya akan terpenuhi, tanpa harus meminta.
Saya tidak ingin ia/mereka merasa terbebani dengan rasa malu sudah mengganggu kehidupan anaknya.
Bagaimana dengan Anda? Akankah Anda meminjamkan uang kepada orangtua Anda?