Mengapa Harus Menghindar Kalau Ditunjuk Menjadi Pengurus RT? Demi Diri Sendiri dan Keluarga Kok

Jangankan menjadi Ketua RT (Rukun Tetangga), ditunjuk ..eh diminta menjadi pengurus RT saja banyak orang akan menghindar dengan berbagai alasan. Sibuk lah, tidak bakat lah, dan masih banyak alasan lain dikemukakan supaya tidak dipilih.

Padahal, jujur saja, alasan utamanya adalah menjadi Ketua RT atau pengurus di dalamnya adalah sebuah kerja sosial dan dianggap tidak menghasilkan apa-apa. Lebih jauh lagi, terlibat dalam kepengerususan seperti ini dianggap hanya mendatangkan kerepotan saja tanpa ada imbalan dan hasilnya.

Belum lagi, warga memang terkadang menyebalkan dan terkadang mau menang sendiri. Banyak yang mengeluh tentang kebersihan lingkungan, tetapi kalau diajak kerja bakti akan ada 1000 alasan untuk tidak hadir. Masih ditambah, gunjingan dan omongan nyinyir di belakang.

Siapa yang mau coba? Sudah tidak “mendapat” apa-apa masih dikomplen dan disalahkan kalau ada sesuatu. (RT di Jakarta masih lebih baik nasibnya karena digaji pemerintah dan gajinya lumayan juga)

Tetapi, saya menerima ketika sekali lagi diminta untuk menjadi Sekretaris di RT di lingkungan rumah dimana kami sekeluarga tinggal.

Ada sekitar 60 Kepala Keluarga disana.

Bukan pertama kalinya. Keikutsertaan kali ini adalah yang ke-3 kalinya. Jika dihitung masa jabatan pengurus RT yang 3 tahun setiap periode, maka 9 tahun lamanya (walau tidak berturut-turut), saya akan terlibat dan terjun mengurusi warga.

Jangan tanya soal apakah saya mendapatkan sesuatu? Boro-boro. Tidak jarang bahkan uang harus keluar dari kocek sendiri untuk biaya-biaya fotokopi dan lain sebagainya.

Jangan tanya pula tentang berapa kali keluhan, komplen dan sejenisnya yang mampir dan membuat kuping panas. Tidak terhitung.

Tenaga, waktu, dan pikiran, entah sudah berapa ton (kalau bisa ditimbang). Tidak siang, tidak malam, tidak pagi, sepertinya harus siap sedia menanti ketukan di pintu pertanda ada warga yang butuh bantuan.

Pertanyaannya mengapa saya mau menjadi pengurus RT kalau sudah tahu begitu? Tidak mendapat apa-apa kok mau?

Nah, itu dia.

Kata siapa “tidak mendapat” apa-apa? Justru banyak sekali yang saya dapat selama waktu yang dijalani sebagai sekretaris (tidak berturut-turut), seperti

  • Saya kenal dengan semua tetangga dalam kompleks, silaturahmi dan hubungan kami sekeluarga menjadi lebih mulus.
  • Memang hanya ucapan terima kasih yang diterima, tetapi hal itu membuat saya merasa “berguna” bagi masyarakat. Jelas, saya bukan sampah masyarakat
  • Bisa memperbaiki dan membuat nyaman lingkungan karena dengan terlibat dalam kepengurusan, maka saya bisa memiliki sumber daya manusia lebih banyak untuk melakukan kerja bakti dan banyak kegiatan lain
  • Memiliki teman banyak karena hampir setiap warga mengenal saya dan keluarga karena mau tidak mau mereka harus sering berhubungan
  • Anak saya jadi bisa belajar bagaimana mengelola masyarakat dan berinteraksi dengan banyak orang

Bukan uang.

Memang kalau orientasi pemikirannya adalah menghasilkan materi, jangan pernah menjadi pengurus RT. Tidak ada uangnya. Banyak capeknya.

Salah kalau memilih jalan ini kalau terfokus pada materi

Tetapi, dengan semua pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran, serta kuping menjadi semakin tipis karena mendengar terlalu banyak komplen, kami mendapatkan lingkungan yang nyaman, hubungan antara tetangga yang enak dan baik, teman yang banyak.

Semua itu dibutuhkan bagi keluarga kami agar bisa hidup tenang dan nyaman. Bagaimanapun kami tinggal di lingkungan tersebut, entah sampai kapan, mungkin sampai kami menutup mata.

Memang tidak gratis. Sesuai pepatah NO PAIN NO GAIN. Ada harga yang harus dibayar untuk kesemua itu.

Uang tidak akan bisa membelinya karena tidak semua hal bisa dibeli. Hubungan antar manusia yang enak, kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya tidak bisa didapat hanya dengan membayar iuran. Perlu lebih dari itu.

Lingkungan butuh KEPEDULIAN agar bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.

Dan, karena saya menginginkan lingkungan yang nyaman, aman, dan tenteram, maka saya harus membayarnya dengan “mata uang” kepedulian kami sekeluarga. Bukan demi apa-apa, tetapi demi diri sendiri, kami sebagai keluarga karena kami tinggal disana.

Itu saja alasan mengapa saya mau saja ditunjuk menjadi pengurus RT.

Website | + posts